Majulah LEMAHDUWUR, Makin Jaya Pokoke

…..Mari Kito Sedoyo Sareng2 mbangun LEMAHDUWUR…..

Selasa, 06 Desember 2011

LEGENDA & SEJARAH DESA LEMAHDUWUR


I.             Legenda Dan Sejarah Desa
a.      Legenda Desa
Desa Lemahduwur berasal dari suku kata Lemah (berarti tanah), dan Duwur (berarti tinggi). Dalam pengertian istilah dari nama tersebut adalah bahwa Lemahduwur adalah ada tanah yang sebagian tidak pernah terendam air/banjir karena paling tinggi di pojok desa (RW. 04).

Desa Lemahduwur terdiri dari 2 dukuh yaitu Lemahduwur dan Plempukan, sekitar tahun 1936 Desa Lemahduwur Blengketan (Bahasa Jawa) yang artinya gabungan dari 2 Desa, yaitu Desa Karang Tepung dengan Kepala Desa Mbah Satra, sedangkan Desa Lemahduwur Kepala Desanya Mbah Komali.

Kenapa dinamai Desa Lemahduwur..?? Karena pada saat Blengketan antara Desa Lemahduwur dan Karang Tepung dimenangkan oleh Desa Lemahduwur yaitu 2 : 1. Karena Plempukan memilih atau bergabung dengan Lemahduwur sebagai Kantor Desa sehingga Karang Tepung tidak menjadi Desa lagi, hanya sebagai Dukuh/Dusun.

Konon Desa Lemahduwur, daerah yang menurut legendanya mempunyai karakteristik atau sifat Daerah yang berbeda,  dengan  penjelasan sebagai berikut :

1)      Dukuh Lemahduwur
Daerah ini merupakan darat dan persawahan, konon dahulu kala kawasan ini adalah hasil babad desa yang dilakukan oleh seorang Pendekar Perempuan yang bernama Mbah Buyut Anjani yang berasal dari Timur, dan diyakini bahwa makam Mbah Anjani terletak di Makam Blok Lemahduwur sebelah Timur Kantor Desa Lemahduwur [TPU di RW. 001]. Dahulu kala, ketika tanah ini dibabad ada seekor Lutung Ranggon. Watak hewan tersebut sifatnya pendiam, menerima, dan tidak pernah berbuat ulah, dan kental dengan sifat kekeluargaan. Dan ini dapat dibuktikan dengan kerukunan yang dituangkan dalam kegiatan Guyuban dan penyelenggaraan wayang atau yang lainnya, yang sifatnya kerukunan.

2)      Dukun Plempukan
Daerah ini berada disebelah utara Dukuh Lemahduwur, dahulu tanah ini dibabad oleh Mbah Mertinggi yang kini makamnya ada di makam Mertinggi [TPU di RW. 002], konon ketika dibabad ada alur sungai kecil yang ada ikan blenduk (ikan gabel) dengan karakter ikan ini suka mengendus setelah makan diam di tempat dan mencari lagu setelah lapar. Hewan ini bersifat bergerombol dalam satu rumpun tidak jauh dari induknya. Tidak punya ulah yang bermacam-macam. Di sini juga ada pertabatan yang disebut Mbah Galunggung [dengan makam di tengah-tengah wilayah RW. 001], sampai sekarang masih ada untuk dikenang oleh masyarakat sekitar. Mbah Galunggung dikenal suka hiburan kesenian, dulu kala tempat ini dikenal sebuah pasar dan beliau meninggal di sebuah pasar yang sedang ada kesenian tayub dan kemudian dikebumikan di sini.

3)      Dusun Karang Tepung

Konon, dahulu Dukuh Karang Tepung yang dulu berupa alas kecil yang angker, dibabad oleh Mbah Buyut Kopek dan juga dulu daerah in dinamai Grecek, kata grecek ini berasal dari sumuran yang berada di glugon yang mengeluarkan air berbunyi krecek-krecek, dan kebiasaan orang Jawa untuk lebih mudah pengucapan menjadi grecek. Dan perlu diketahui bahwa daerah ini ketika sekitar tahun 1940 terjadi tukar guling antara Sikayu dengan Lemahduwur. Dan konon cerita hutan ini ketika dibabad ada seekor kera, daerah ini karakteristiknya adalah orang-orangnya suka bepergian tidak suka menetap didaerah atau pergi ke suatu tempat untuk mencari makanan, dengan cara bergerombol. Sifatnya berpencar mencari sesuatu yang diinginkan, acuh tidak suka usil dengan urusan orang lain, bebas tidak suka dikekang, suka mengeluarkan pikiran dan emosi.

b.      Sejarah Desa
1)      Sejarah Pemerintahan Desa
(1)   MANGKUHARJO                                      
(2)   KOMALI
(3)   ABU YAMIN
(4)   SUKARDI
(5)   MADAKRAM
(6)   YASAM
(7)   WALUYOWATI
(8)   HM. JABIR HUDA AL-MANSYUR
(9)   SUGENG WIDODO sampai sekarang
Bahwa konon cerita pada jaman kepemimpinan Mbah Komali ada dua Kepala Desa Karang Tepung, yaitu :
Ø      Tidak diketahui.
Ø      Mbah SURA.
Ø      Mbah SETRA.
Ø      Mbah MANGKUHARJO, pada jaman Belanda.
Ø      Mbah KOMALI, pada jaman pendudukan Belanda.
Ø      Mbah ABU YAMIN, pada jaman pendudukan Jepang.
Ø      Mbah SUKARDI, pada jaman pendudukan Belanda kedua (NICA).
Ø      Mbah MADAKRAM, pada tahun 1950 dan perlu diketahui bahwa Mbah Madakram jadi Kepala Desa bersamaan dengan Pembangunan Sier Kali Kagol, Pemerintahan beliau sampai dengan tahun 1979.
Ø      Mbah YASAM, pada tahun 1980 sampai dengan tahun 1986.
Ø      Mbah Putri WALUYOWATI, pada tahun 1989 s/d 1999.
Ø      Mas HM. JABIR HUDA AL-MANSYUR, pada tahun 1999 s/d 2006.
Ø      Mas SUGENG WIDODO, pada tahun 2007 sampai sekarang.
2)      Sejarah Pembangunan
Pada masa penjajahan Belanda, Jepang dan Belanda kedua di Lemahduwur belum ada pembangunan, SR (Sekolah Rakyat) yang hanya sampai kelas 3 (tiga), itupun sekolah masih menumpang di masyarakat yang mampu ketika itu, setela itu didirikan sekolah SR yang dibangun dengan sangat sederhana, dibuat dengan dinding dari bambu dan atap dari daun kelapa atau jerami. Setelah pengalihan Pemerintahan Ordelama ke Ordebaru kurang lebih tahun 1970-an baru dirintis sekolah-sekolah terbuat dari dinding bata. Setelah tahun 1977 ada INPRES dan juga saat itu mulai ada pembangunan Jaringan Irigasi dari Sempor dengan upah berupa blugur dan sarden.
Pada masa pemerintahan Kepala Desa Yasam (1980-1986), pada awal pemerintahan Mbah Yasam ada pembangunan ABRI MASUK DESA (AMD) yaitu Pembangunan jalan Desa antara Pertigaan RW. 02 sampai ke SDN Lemahduwur dan juga Pemerintah Desa berhasil membangun Gedung Pemerintah Desa yang disebut Balai Desa Lemahduwur. Dalam Pembangunan dilanjutkan oleh Kepala Desa Ibu Waluyowati, pada pemerintahan tersebut ada proyek Padat Karya yaitu Pembangunan Saluran Irigasi maupun Daenase yang ada di Desa Lemahduwur, pada tahun 1989 sampai dengan 1992 serta rehab Balai Desa, Gedung PKK Desa dan Gedung Kios PUPUK. Pada tahun 1999 sampai dengan 2006, pembangunan dilanjutkan oleh HM. Jabir Huda Al-Mansyur yaitu Makadam Jalan Musholla, rehab sekolah SD yang ambruk pada tahun 2001, dan betonisasi jalan. Hingga tahun 2008 oleh Kepala Desa Sugeng Widodo makadam jalan, pengaspalan jalan, talud pengaman jalan Desa. Dan rehab gedung TK Tunas Harapan Desa Lemahduwur.  

Sumber : Arsip Desa Edited : Dory P. Ramadhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik & Saran, ditunggu :